Jumat, 04 Oktober 2013

First Trip to Vietnam

Ini tulisan saya yang pertama tentang jalan-jalan, dan karena yang pertama, saya juga akan memulainya dengan negara pertama yang saya kunjungi. Vietnam. Vietnam bisa dibilang salah satu tempat tujuan wisata yang nggak terlalu populer di mata masyarakat Indonesia. Popularitasnya masih kalah sama Singapore dan Hongkong. Tapi saya bersyukur dapat mengunjungi negara tersebut, dan ternyata banyak tempat bagus di sana. Apalagi Vietnam bekas jajahan Prancis, jadinya banyak bangunan bagus. Nggak lama-lama, langsung aja.

Yang Penting Kalau Udah di Sana:

-     Sebelum jalan-jalan, cari peta kalau udah nyampe di penginapan. Sebelumnya udah pasti browsing-browsing dulu, tapi lebih baik lagi kalau setelah di sana kita minta peta dan nanya-nanya tempat yang bisa dikunjungi ke pegawai penginapan. Kali aja ada rekom unik dan sebagainya.

-   Hati-hati dengan pedagang yang tiba-tiba melambungkan harga jualannya. Nggak tanggung-tanggung, air mineral bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga normal.

-       Hati-hati kalau lagi jalan kaki. Lalu lintas di sana kacau balau, lebih kacau dari yang ada di Indonesia. Jangan kaget kalau dalam sehari aja bisa jadi saksi mata dua sampai tiga kecelakaan. Juga jangan kaget kalau lihat orang-orang di sana nggak ada satupun yang pakai helm standard, menurut pemerintahnya justru mengganggu kenyamanan berkendara (kayaknya sih...)

Motor di sana juga jadul-jadul. Kebijakan pemerintahya juga mungkin.

-     Kalau mendadak banyak anak kecil yang tanya-tanya dan ngerumunin kalian dengan tingkah yang rada caper, tenang aja. Mereka bukan peminta-minta atau disuruh ortunya. Anak-anak di Vietnam memang terbuka sama turis asing, keingintahuan mereka juga gede banget. Mereka juga seneng kalau diajak ngobrol pakai Bahasa Inggris, meskipun kalau ngejawab banyak gagoknya. Dan jangan sekali-kali ngasih mereka duit, mereka bakal nolak mentah-mentah. Anak-anak Vietnam juga nggak gampang terima kalau dibeli-beliin jajan. Mereka sopan banget.

-    Tentukan simple thing to do kalian. Misalnya, temen saya Bibie harus beli coke di setiap negara yang dia kunjungi dan bawa balik ke Indonesia, buat koleksi aja. Nah kalau temen saya Titi, dia harus nyobain beer lokal di setiap negara yang dia kunjungi, di Vietnam ada Saigon contohnya. Kalau saya, saya selalu beli cendra mata dan bendera mini di setiap negara yang saya kunjungi. Keuntungannya kalau rame-rame, simple thing to do temen-temen jadi bagian dari kita juga. Ya’ll know what I mean...

-       Nyobain seafood noodle nya Pho 2000. Sumpah sumpah sumpah, enaaakkk banget! Kaldu seafood nya gurih, rasanya seger agak kecut-kecut dengan manis yang tipis, terutama juga aroma local herbs yang kuat, yang jadi ciri khas masakan Vietnam. Dua hari berturut-turut saya makan di restoran ini dengan memesan menu yang sama, seafood noodle dan rice with grilled pork. Dua-duanya yang paling enak. Restoran Pho 2000 pernah didatengin mantan Presiden Amerika, Bill Clinton, dan jadi salah satu restoran favorit beliau.

Favoritnya Bill Clinton, porsi gede!

Kalau di jalan nemu tempat kayak gini, buruan masuk!

Foto Bill Clinton dipajang segala buat ngeyakinin pengunjung.

-    Mampir ke Notre Dame Cathedral di Ho Chi Minh, salah satu Gereja Katolik yang terkenal di Vietnam. Di sekitar komplek gereja ada kantor pos tua gede yang juga jual-jual souvenir, banyak turis asing yang beli kartu pos di sini untuk dikirim langsung ke rumah mereka. Jadi pas mereka nyampe rumah, kartu pos bisa nyusul, dan kalau lihat kartu pos itu pasti memori tentang Vietnam makin kerasa.

Di depan Notre Dame nya Vietnam yang sering dipakai buat foto-foto prewed.

Sisi luar kantor pos.

Di dalamnya kantor pos.

-   Kemana-mana jalan kaki. Jangan males jalan kalau di Vietnam. Saya sebenernya pemalas, tapi terbukti dengan jalan kaki suasana Vietnam jauh lebih ngena. Bisa mampir ke tempat makan pinggir jalan yang enak-enak, ngobrol sama orang Vietnam, nemu tempat hunting foto keren, dan lain-lain.

Kalau jalan kaki bisa nemu yang gini-gini nih:





Itu aja tentang Vietnam, selebihnya nggak perlu dijelasin pakai kalimat panjang lebar. Pokoknya kalau ada kesempatan ke sana bakal ngerti sendiri gimana asyiknya. Satu yang pasti, pelajaran dari film Into The Wild, seasyik-asyiknya nge trip, paling asyik kalau nge trip rame-rame bareng temen deket. Jangan sendirian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar