Jumat, 04 Oktober 2013

Olette and the Unlucky Boy Lil-Rou



Mari bertemu dengan Olette. Banyak kesialan di dunia ini, tapi bagi anak-anak di North Barnabas School mungkin kesialan yang paling buruk adalah kesialan yang dialami oleh Olette Winscliff. Semua berawal dari seorang anak bernama Lil-Rou. Lil-Rou punya segudang masalah dalam hidupnya. Tidak ada seharipun yang Lil-Rou lewatkan tanpa menangis, padahal dia anak laki-laki. Di sekolah, Lil-Rou sering dimarahi guru. Bukan karena dia tak pernah mengerjakan PR atau karena dia sering tidur di kelas, tetapi karena Lil-Rou itu bodoh. Bodohnya tak tertolong. Meskipun Lil-Rou bodoh, anak-anak di North Barnabas tidak ada yang menjauhinya.
Hanya sedikit anak yang tahu mengenai latar belakang Lil-Rou. Orang tua Lil-Rou bercerai sejak dia kecil. Ibu Lil-Rou menganggap anaknya tak berguna, sementara ayahnya lebih parah lagi, dia bilang Lil-Rou itu salah satu “Jenis Individu yang Tidak Kompeten dalam Hidup”. Mendengar itu jelas saja Lil-Rou semakin depresi. Akhirnya dia jadi sering mencoba bunuh diri.
Berbagai cara telah Lil-Rou lakukan. Dia pernah menyetrum dirinya sendiri dengan peralatan sains di kelas Fisika, menyilet pergelangan tangannya saat kelas Biologi, pernah juga meminum beberapa cairan beracun di kelas Kimia. Tapi sayang, semua gagal. Lil-Rou putus asa, dia hanya mau mati. Sementara kematian, ternyata tidak semudah yang dia pikirkan.
Hingga pada suatu hari, Lil-Rou berpikir lebih ekstrim lagi. Dia naik ke lantai paling atas sekolahnya. Naik, naik, dan naik. Setelah sampai di atas, Lil-Rou memasang kuda-kuda untuk melompat. Lalu...”HOP!” Dia melompat sungguhan.
Sekali lagi niat Lil-Rou untuk bunuh diri gagal. Bukannya menghantam tanah dan mati, Lil-Rou justru menimpa seorang anak laki-laki bernama Olette yang sedang berjalan riang menuju kantin sekolah untuk makan siang. Sudah kubilang kan, kesialan Olette Winscliff adalah yang paling buruk.
Hari itu Olette mendapatkan nilai sempurna pada tiga ujian sekaligus. A+, sempurna. Dan lagi, besok dia akan berulang tahun yang ke empat belas. Kedua orang tuanya sudah memesan kue dan teman-temannya sudah mempersiapkan kejutan.
Sungguh malang nasibnya. Mulai saat itu dia harus menjalani kehidupan yang bertolak seratus delapan puluh derajat dengan kehidupannya yang dulu. Olette Winscliff tidak bisa kemana-mana selain berdiri di kuburannya. Orang-orang tidak bisa melihatnya, mendengarnya, maupun merabanya. Padahal Olette ada di sana, berdiri di dekat kuburannya yang masih basah. Dia mau saja menghantui lalu mencekik Lil-Rou dan menyalahkan bocah tengik itu karena menyebabkan semua masalah ini, tapi Olette seperti dikutuk Tuhan. Dia hanya bisa diam, meratap, dan mengumpat.
Tahukah kau kenapa Olette mengalami kesialan macam itu? Aku mungkin kurang berhak bercerita panjang lebar, tapi telingaku tidak salah dengar saat Olette tertawa di suatu pagi yang cerah saat kelasnya belum dimulai.
Ahahaha, aku orang paling beruntung sedunia! Dengar baik-baik semuanya! Aku adalah orang yang paling beruntung! Jangan dekat-dekat denganku kalau nilaimu tak sebagus nilaiku, kalau penampilanmu tak sekeren penampilanku! Aku orang paling beruntung! Jangan dekat-dekat denganku kalau kau tak seberuntung aku!
Temanku pikir aku ini malaikat pencabut nyawa paling malas yang pernah ada. Meski begitu, malaikat pencabut nyawa paling malas sekalipun akan semakin bersemangat bila ada seseorang yang tertawa-tawa dan berbicara keras dengan nada sombong, seolah sedang menantangnya. Dan aku suka ditantang.
Kubuat ‘Olette Winscliff yang Selalu Beruntung’ mengalami satu kesialan saja dalam hidupnya. Poof! Aku menang telak.
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar