Mari
bertemu dengan Olette. Banyak kesialan di dunia ini, tapi bagi anak-anak di North
Barnabas School mungkin kesialan yang paling buruk adalah kesialan yang dialami
oleh Olette Winscliff. Semua berawal dari seorang anak bernama Lil-Rou. Lil-Rou
punya segudang masalah dalam hidupnya. Tidak ada seharipun yang Lil-Rou
lewatkan tanpa menangis, padahal dia anak laki-laki. Di sekolah, Lil-Rou sering
dimarahi guru. Bukan karena dia tak pernah mengerjakan PR atau karena dia
sering tidur di kelas, tetapi karena Lil-Rou itu bodoh. Bodohnya tak tertolong.
Meskipun Lil-Rou bodoh, anak-anak di North Barnabas tidak ada yang menjauhinya.
Hanya
sedikit anak yang tahu mengenai latar belakang Lil-Rou. Orang tua Lil-Rou
bercerai sejak dia kecil. Ibu Lil-Rou menganggap anaknya tak berguna, sementara
ayahnya lebih parah lagi, dia bilang Lil-Rou itu salah satu “Jenis Individu
yang Tidak Kompeten dalam Hidup”. Mendengar itu jelas saja Lil-Rou semakin
depresi. Akhirnya dia jadi sering mencoba bunuh diri.
Berbagai
cara telah Lil-Rou lakukan. Dia pernah menyetrum dirinya sendiri dengan
peralatan sains di kelas Fisika, menyilet pergelangan tangannya saat kelas
Biologi, pernah juga meminum beberapa cairan beracun di kelas Kimia. Tapi sayang,
semua gagal. Lil-Rou putus asa, dia hanya mau mati. Sementara kematian,
ternyata tidak semudah yang dia pikirkan.
Hingga
pada suatu hari, Lil-Rou berpikir lebih ekstrim lagi. Dia naik ke lantai paling
atas sekolahnya. Naik, naik, dan naik. Setelah sampai di atas, Lil-Rou memasang
kuda-kuda untuk melompat. Lalu...”HOP!” Dia melompat sungguhan.
Sekali
lagi niat Lil-Rou untuk bunuh diri gagal. Bukannya menghantam tanah dan mati,
Lil-Rou justru menimpa seorang anak laki-laki bernama Olette yang sedang
berjalan riang menuju kantin sekolah untuk makan siang. Sudah kubilang kan,
kesialan Olette Winscliff adalah yang paling buruk.
Hari
itu Olette mendapatkan nilai sempurna pada tiga ujian sekaligus. A+, sempurna.
Dan lagi, besok dia akan berulang tahun yang ke empat belas. Kedua orang tuanya
sudah memesan kue dan teman-temannya sudah mempersiapkan kejutan.
Sungguh
malang nasibnya. Mulai saat itu dia harus menjalani kehidupan yang bertolak
seratus delapan puluh derajat dengan kehidupannya yang dulu. Olette Winscliff
tidak bisa kemana-mana selain berdiri di kuburannya. Orang-orang tidak bisa
melihatnya, mendengarnya, maupun merabanya. Padahal Olette ada di sana, berdiri
di dekat kuburannya yang masih basah. Dia mau saja menghantui lalu mencekik Lil-Rou
dan menyalahkan bocah tengik itu karena menyebabkan semua masalah ini, tapi
Olette seperti dikutuk Tuhan. Dia hanya bisa diam, meratap, dan mengumpat.
Tahukah
kau kenapa Olette mengalami kesialan macam itu? Aku mungkin kurang berhak
bercerita panjang lebar, tapi telingaku tidak salah dengar saat Olette tertawa
di suatu pagi yang cerah saat kelasnya belum dimulai.
“Ahahaha, aku orang paling beruntung sedunia!
Dengar baik-baik semuanya! Aku adalah orang yang paling beruntung! Jangan dekat-dekat
denganku kalau nilaimu tak sebagus nilaiku, kalau penampilanmu tak sekeren
penampilanku! Aku orang paling beruntung! Jangan dekat-dekat denganku kalau kau
tak seberuntung aku!”
Temanku
pikir aku ini malaikat pencabut nyawa paling malas yang pernah ada. Meski
begitu, malaikat pencabut nyawa paling malas sekalipun akan semakin bersemangat
bila ada seseorang yang tertawa-tawa dan berbicara keras dengan nada sombong,
seolah sedang menantangnya. Dan aku suka ditantang.
Kubuat
‘Olette Winscliff yang Selalu Beruntung’ mengalami satu kesialan saja dalam
hidupnya. Poof! Aku menang telak.
-THE
END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar